Museum Denpasar Bali

Thursday, 26 November 2020

Ide awal untuk mendirikan museum negeri propinsi Bali Denpasar, datang dari seorang yang bernama W.F.J Kroon. W.F.J Kroon adalah orang asing yang menjabat sebagai seorang asisten residen Bali selatan dari tahun 1909-1913.

Awalnya di mulai pada tahun 1910, dari pembangunan gedung Arca. Ada 3 orang yang menjadi arsitek dari pembangunan gedung Arca, yaitu:
I Gusti Gede Ketut Kandel , I Gusti ketut Rai, Curt Grundler (warga negara Jerman). Pembangunan gedung Arca, saat itu dibiayai oleh raja-raja yang ada di Bali, yang masih berkuasa pada saat itu. Mulai dari raja Tabanan, raja Buleleng, raja Karangasem. Pada tahun 1930, seorang yang bernama W.T Sttuterhim, saat itu menjabat sebagai pimpinan dinas purbakala Bali, berupaya untuk mengisi bangunan gedung Arca dengan peninggalan etnografi. Sebuah yayasan yang akan mengelola museum dibentuk pada tahun 1932, guna kelancaran operasional museum. Tahun 1932, tepatnya pada tanggal 8 Desember 1932, peresmian awal pembukaan museum Bali di Denpasar.

Museum Bali awalnya hanya memiliki luas tanah 2.600 meter persegi dan terdapat tiga pembagian dari tiap-tiap halaman, halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam. Tiap-tiap halaman dibatasi dengan tembok dan terdapat Gapura (pintu masuk). Di halaman dalam, terdapat tiga bangunan dan masing-masing bangunan dinamakan nama daerah sesuai dengan nama daerah dari raja yang membiayai pembangunan museum: Gedung Karangasem, Gedung Tabanan, Gedung Buleleng. Tepat di hari kemerdekan republik Indonesia, pengelolaan museum Bali diambil alih oleh pemda provinsi Bali. Kemudian pada tanggal 5 Januari 1965, pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan museum, yang kemudian diserahkan ke bagian dinas pendidikan dan kebudayaan. Dinas pendidikan dan kebudayaan kemudian memberikan nama, museum negeri provinsi Bali.

Perluasan area museum terjadi para tahun 1969, dari bantuan proyek pelita. Luas areal dari 2.600 meter persegi menjadi 6.000 meter persegi. Tidak hanya luas area yang ditambah, jumlah gedung juga ditambah lagi satu dan dinamakan gedung timur. Anda pasti ingat dengan otonomi daerah pada tahun 2000. Tahun inilah pengelolan museum Bali diambil alih kembali oleh pemprov Bali. Untuk dapat mengerti manfaatnya berkujung ke museum kategori museum etnografi, anda harus memiliki minat akan sejarah atau menyukai melihat banguan arsitektur khas Bali, jika minat ini tidak ada, akan susah untuk merasakan manfaatnya. Museum Bali di Denpasar, berbeda dengan museum yang ada di tempat wisata Ubud. Di museum ini, anda dapat melihat koleksi seni dengan nilai sejarah dari kebudayaan Bali.

Koleksi museum terdiri dari koleksi etnografika seperti peralatan yang digunakan saat zaman pra sejarah, peralatan upacara keagamaan dan adat, perkembangan seni dan budaya masyarakat Bali, dari jaman ke jaman. Tentunya dengan anda melihat koleksi museum anda akan dapat membandingkan, bentuk dari peradaban masyarakat Bali jaman prasejarah dan zaman modern.

Tiket masuk ke museum Bali di Denpasar akan dikenakan biaya Rp 50.000 / orang. Untuk dapat melakukan foto pre wedding di museum Bali Denpasar, biaya tiket masuknya berbeda dengan biaya tiket masuk hanya untuk berkujung. Untuk dapat melakukan foto pre wedding di museum Bali di Denpasar akan dikenakan biaya tambahan Rp 500.000.

Untuk dapat mengujungi museum Bali Denpasar, mohon perhatikan jadwal berkunjung di bawah ini:
Hari Minggu-Kamis buka pada jam 08.00-15.00 wita, Hari jumat 08.00-12.30 wita, Hari sabtu dan tanggal merah, museum tutup.
Lokasi museum Bali terletak di pusat kota Denpasar, alamat tepatnya di jalan Mayor Wisnu Denpasar Bali 80232.

Sumber :rentalmobilbali.com